Mahasiswa MTPB, Ida Rochani, menggunakan batu apung Bacillus subtillis sebagai agen perbaikan kerusakan retak pada beton. Ia memulai penelitiannya pada Agustus 2014 dan berakhir pada Maret 2015. Ia menggunakan batu apung karena batu apung mengandung silika tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pozzolan untuk mengganti semen dalam pembuatan beton. Produksi semen yang ada selama ini mengeluarkan emisi CO2 ke udara. Dengan menggunakan batu apung, maka akan dapat mengurangi konsumsi semen.
Batu apung yang ia gunakan berasal dari Lombok, NTB, sedangkan bakteri yang digunakan ia peroleh dari PAU UGM. Bakteri yang digunakan dapat membantu perbaikan mandiri keretakan pada beton dengan membentuk serabut-serabut kecil yang menghubungkan antar partikel beton. Dengan adanya perbaikan mandiri pada beton ini dapat menghemat biaya perawatan beton apabila terjadi kerusakan.